Friday, November 21, 2008

0003 : SAJAK (SASTERA - BERITA HARIAN - SABTU - 22 NOV 2008)

KADUK
i
'... dan kaduk pun tiba-tiba tersanjung
namanya tiba-tiba terjulang, dan lehernya terkalung.
Angan-angan pun terangkat, terjungkit melambung.
ii
Begitulah di luar duga, di pinggir sangkaan
suara kaduk pun berlaga-lagaan, bersahut-sahutan
bukan meminta hujan berlimpahan
tapi menunjuk-nunjuk kepandaian
melontarkan suara, berbidal-bidalan,
bersorak-sorakan kebanggaan
atas terkalungnya kejuaraan
maka kolam dan paya pun berselerakan.
iii
"... dan si buta hati pun menyesali
membencikan tindakan diri.
Sementara si pendek akal menepuk dada, mengetuk dahi
kesal di hujung marah, kebebalan sendiri.
Bebal meletakkan kaduk di kolam halaman
mengotorkan taman yang sekiannya berseri.
iv
Menyesal apanya bertali-tali
sedangkan kaduk berterusan menyanyi
meriahnya di musim ini,
biarpun sumbangnya suara membingitkan
dalam renyai hujan kedinginan
selagi waktu ditentukan
selagi ia dirasakan amat mendamaikan
dan peduli apa dengan penyesalan.
MAZEMIE MAZ
Taman Selasih, Sikamat, Seremban.
(SASTERA - BERITA HARIAN - 22 NOV 2008)

5 comments:

Sue Sham said...

usainya si polan telah
berjaya menjadi wira
manusia yang terakhir
aduh!

Rozlan Mohamed Noor (RMN) said...

Salam singgah...pertama kali ke blog sdra. Teruja.

MAZEMIE MAZ said...

gadisbintang;
terima kasih bertandang...


rozlan;
salam,
terima kasih sudi singgah...

Hartini Omar said...

tuan penulis,
-ah, kamu penulis besar rupanya. dan jika penulis sebesar kamu sudi menyinggah ke teratak buruk saya, betapa besarnyalah jiwa

kamu penulis sohor. tulisan kamu enak dan melekakan. saya akan cari novel kamu yg diulangcetak itu. moga2 kamulah penulis yg saya tunggu2

terima kasih dan salam perkenalan.. jemput singgah kembali jika kelapangan

MAZEMIE MAZ said...

Hartini Omar:
Terima kasih dan terima kasih.

Selamat berkenalan. Dan saya akan link blog anda, agar membolehkan saya menyusurinya jika ada kelapangan.